16 Desember 2008

Kepemimpinan di ABAD 21

Leadership for the 21st Century

Para Pemimpin tidak pernah berhenti meningkatkan kemampuan Kelompoknya dengan menggunakan setiap kesempatan untuk menilai, melatih dan membangun percaya diri.
Pengembangan SDM adalah peristiwa sehari-hari, menyatu dengan hal-hal yang biasa terjadi dalam pekerjaan.
Pemimpin menilai untuk memastikan agar orang yang sesuai berada pada pekerjaan yang tepat, lalu menunjang serta memajukan mereka, dan memilih mereka yang tidak cocok.
Pemimpin melatih, mengarahkan, mengkritik dan membantu meningkatkan kemampuan kelompoknya dalam segala segi.
Pemimpin membangun rasa percaya diri kelompoknya dengan membesarkan hati, memberi perhatian dan penghargaan.
Para pemimpin memastikan bahwa kelompoknya tidak hanya memahami visi, tetapi juga menghayatinya.
Pemimpin merumuskan visi bagi kelompok untuk dihayati.
Pemimpin terus menerus menyampaikan visi secara jelas dalam bahasa yang mudah dimengerti, kepada setiap anggota kelompok dari lapis atas hingga ke bawah.
Pemimpin memberikan penghargaan kepada mereka yang menghayati visi.
Para pemimpin meresapkan semangat positif dan sikap optimis kepada kelompoknya.
Pemimpin memperlihatkan semangat dan sikap “bisa berhasil” dalam mengatasi tantangan pekerjaan.
Pemimpin yang bersemangat dengan pandangan positif, pada akhirnya akan mengepalai kelompok atau organisasi yang anggotanya juga cerah dan bersemangat.
Para pemimpin membentuk kepercayaan dengan berterus terang, transparan dan menghargai jasa orang lain.
Pemimpin secara berkala menyampaikan kondisi organisasi, baik itu berita menyenangkan maupun berita buruk, kepada anggota kelompoknya.
Pemimpin memberikan penghargaan kepada yang berhak dan tidak mencuri gagasan anggota kelompok.
Pemimpin tidak menjilat keatas dan menekan kebawah. Dia cukup percaya diri dan matang untuk menyadari bahwa keberhasilan kelompok akan membuat dirinya dihargai.
Pada saat sulit pemimpin mengambil tanggung jawab dan pada saat berhasil pemimpin dengan murah hati membagikan pujian dan penghargaan ke kelompoknya.
Para pemimpin memiliki keberanian untuk membuat keputusan-keputusan yang tidak populer maupun yang berdasarkan intuisi.
Pemimpin kadangkala harus membuat keputusan sulit yang bisa menimbulkan keluhan dan penolakan, seperti pemindahan personil, memotong biaya proyek atau menutup fasilitas. Pemimpin mendengarkan keberatan yang timbul, memberikan penjelasan secara gamblang dan maju terus.
Pemimpin mampu membuat keputusan tanpa data lengkap bahkan kadang-kadang menyimpang dari alasan teknis.
Para pemimpin menyelidiki dan mendesak dengan keingin-tahuan yang hampir merupakan rasa tidak percaya, untuk memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan mereka dijawab dengan tindakan.
Dalam tiap perbincangan mengenai pengambilan keputusan, pengajuan usulan ataupun suatu informasi pasar, pemimpin akan melontarkan pertanyaan “Bagaimana jika…?” , “Mengapa tidak…?”, “Bagaimana bisa…?”
Pemimpin memastikan bahwa pertanyaannya menimbulkan pembahasan yang mendalam dan mengangkat keluar masalah yang kemudian ditindaklanjuti.
Para pemimpin mengilhami pengambilan resiko dan pembelajaran dengan memberikan contoh.
Pemimpin mendorong kelompoknya menerapkan hal-hal baru. Jika melakukan kesalahan, belajar dari pengalaman itu; jika melakukan dengan benar, memperoleh percaya diri untuk melakukan dengan lebih baik pada kesempatan lain.
Para pemimpin merayakan keberhasilan dari kelompok maupun anggotanya.
Perayaan atas suatu keberhasilan menyiratkan penghargaan dan menimbulkan semangat positif.

SELESAI.

Tidak ada komentar: